Peneliti UI Ciptakan Charger Ponsel Nirkabel

Diposting oleh Unknown on Senin, 07 Maret 2011


Anehnya, alat transfer listrik ini bisa menembus air akuarium, tanpa melukai ikan.

Alat pengecas baterai ponsel nirkabel besutan peneliti UI  
Peneliti dari Universitas Indonesia belum lama ini berhasil menemukan cara baru dalam melakukan transfer energi listrik melalui media nirkabel (tanpa kabel).
Salah satu aplikasi dari teknologi transfer energi listrik nirkabel ini nantinya bisa diterapkan untuk pengisian baterai ponsel melalui udara alias tanpa melalui kabel.

"Penelitian ini telah kami laksanakan sejak tahun 2009 hingga sekarang," ujar Dr Ing Eko Adhi Setiawan, dosen dan peneliti dari Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia melalui surat elektronik, kepada VIVAnews.com, akhir pekan lalu.
Selama ini, vendor ponsel asal Amerika Serikat Palm telah mengaplikasikan prinsip serupa pada produk ponsel pintar mereka, Palm Pre.
Baterai ponsel pintar ini bisa diisi dengan hanya menaruh ponsel ini dengan sebuah dok pengecas tanpa kabel bernama TouchStone.
Namun, penelitian Eko dan timnya telah berhasil mengaplikasikan pengisian baterai ponsel melalui berbagai media tanpa kabel, seperti melalui udara, air, bahkan dinding beton hingga jarak 60 cm.
Sebelumnya, untuk pembuktian konsep ini, Eko sempat membuat alat transfer listrik yang bisa menembus air dan beton.



Alat ini sendiri secara garis besar terdiri dari empat komponen, yakni rangkaian pemancar listrik, antena pemancar (transmitter), antena penerima (receiver), dan rangkaian penerima, yang dipasangi dengan lampu pijar.
Anehnya, alat transfer listrik ini bisa menembus air akuarium, tanpa melukai ikan. Padahal, seperti diketahui, air adalah salah satu konduktor. Dan secara teoritis, arus yang mengalir pada antena pemancar itu sudah cukup untuk menyetrum ikan-ikan di akuarium hingga mati. Namun, hal ini tidak terjadi.
Metode transfer listrik ini sendiri menggunakan prinsip resonansi frekuensi elektromagnetik. Eko menganalogikan sebuah garpu tala yang bila dibunyikan bakal membuat garpu tala lain dalam jarak tertentu turut berbunyi.




Fenomena resonansi frekuensi serupa ini, kata Eko, juga terjadi saat sebuah antena pemancar (transmitter) dialiri arus listrik. Antena itu akan menghasilkan medan magnet pada frekuensi tertentu dan membuat antena penerima mengalami medan magnet yang sama, sehingga bisa menghasilkan arus listrik di sisi penerima.
Prinsip ini, kata Eko, tak hanya bisa diterapkan untuk pengisian baterai ponsel secara nirkabel, melainkan juga bisa diaplikasikan untuk transfer listrik untuk semua peralatan elektronik berdaya kecil, meliputi radio, televisi, lampu, laptop, pemutar musik, dan gadget-gadget lain.
Tim peneliti UI pembuat alat pengecas baterai ponsel nirkabel
Oleh karenanya, ke depan, Eko menjelaskan, ia tengah mengembangkan alat ini untuk bisa diaplikasikan pada ponsel atau laptop, sehingga pengguna ponsel dan laptop itu bisa mengisi baterai gadgetnya di hotspot-hotspot tertentu yang ditenagai oleh sel surya, yang berfungsi menyuplai listrik secara nirkabel hingga radius 2 meter.
Maka, di sekitar hotspot ini, orang-orang bisa mengisi baterai ponsel sambil menelepon, atau mengerjakan tugas di laptopnya berjam-jam tanpa perlu takut tak kebagian colokan listrik. "Dengan alat ini, keberadaan kabel tidak lagi dibutuhkan," kata Eko.
Hingga kini, Eko dan timnya melakukan penelitian ini secara mandiri, tanpa bantuan dari lembaga manapun. Namun Eko yakin, teknologi ini sangat potensial memberi manfaat yang sangat besar, karena aman, praktis dan bisa diterapkan di hampir seluruh peralatan elektronik.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar