SHUTTERSTOCK
Pada bulu ayam dan rambut jerapah, misalnya, hanya terdapat sedikit asam karbolik.
Sementara itu, manusia memiliki senyawa mudah menguap yang menjadi faktor dominan dalam menyebarkan aroma.
"Mikroorganisme di kulit manusia menggunakan bahan-bahan yang ada di kulit dan keringat untuk metabolisme mereka. Mikroorganisme ini mengubah senyawa yang tidak mudah menguap menjadi mudah menguap," ujar pemimpin studi Renate Smallegange.
Dalam studi tersebut, peneliti membandingkan distribusi, fungsi, dan pengeluaran pada beberapa tipe kelenjar kulit manusia dengan primata lain. Kulit primata, seperti simpanse dan gorila, ternyata menghasilkan lebih banyak minyak yang diperkirakan untuk memperkuat rambut di tubuh mereka.
Manusia menghasilkan air, protein, asam amino, urea, amonia, asam susu, dan garam. Sebagian besar senyawa yang dikeluarkan itu bisa beraroma. Sejak masa akil balik, kelenjar mengeluarkan komponen-komponen ini bersamaan dengan bakteri.
Dengan mengetahui asal mula aroma manusia ini, para peneliti mengharapkan bisa mencegah penularan penyakit antarmanusia dengan perantara serangga. Beberapa serangga, seperti nyamuk, tertarik pada aroma yang dihasilkan oleh manusia. Nyamuk bisa membawa berbagai penyakit mematikan, seperti demam berdarah dengue dan malaria.
Pada saat uji coba di laboratorium, para peneliti mendapati aroma asam karboksilat yang terkandung dalam keringat sangat menarik bagi nyamuk.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar