Setelah mengalami mati suri selama kurang lebih 10 tahun, perfilmanIndonesia menggeliat kembali sejak tahun 1999. Ditandai dengan diproduksinya
film Petualangan Sherina yang mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Sesudahnya produksi film Indonesia meski tertatih kembali merangkak naik.
Berikut ini film-film Indonesia yang paling populer dan dikenang sepanjang
2000-2006.
ADA APA DENGAN CINTA? (2001)
Cinta (Dian Sastrowardoyo),17 tahun, dipercaya mengelola majalah dinding
sekolah bersama keempat sahabatnya, Milly (Sissy Priscillia), Karmen (Adinia
Wirasti), Alya (Ladya Cheryl), dan Maura (Titi Kamal). Mereka ini juga
membentuk sebuah "geng". Kenyamanan persahabatan mereka berubah ketika Cinta
bertemu dengan Rangga (Nicholas Saputra), yang angkuh, dan dingin, padahal
mereka satu sekolah meski kehadiran Rangga tak terasakan. Rangga membawa
Cinta masuk dunia "lain" dari yang dihidupinya selama ini. Rangga juga
membuat Cinta mulai "memisahkan"diri dari gengnya.
Film ini meraih sukses besar, baik dalam jumlah penoton maupun penghargaan
yang diraih dalam banyak ajang festival film.Tak heran jika film ini
disebut-sebut sebagai tonggak kebangkitan film nasional, disamping film
Petualangan Sherina (1999), setelah mengalami mati suri selama belasan
tahun.
Diproduksi Miles Production, film ini disutradarai Rudi Soedjarwo, dan
skenarionya ditulis Jujur Prananto.
JELANGKUNG (2001)
Empat sekawan, Ferdi (Wingky Wiryawan), Gita (Melani Aryanto), Gombal (Rony
Dozer), Sani (Harry Pantja), selalu penasaran mencari setan. Berbagai tempat
didatangi, tapi tak ada yang dicarinya. Sampai mereka mendapat kabar di
daerah yang bernama Angker Batu. Di sini lah berbagai pengalaman yang mereka
rasakan. Sementara Sani diam-diam berusaha bermain jelangkung, sebuah
permainan yang konon bisa mendatangkan arwah.
Sebuah film dengan kekuatan fotografi, editing, dan suara untuk membangun
suasana ngeri. Film ini sangat laris, bertahan hingga beberapa bulan di
jaringan bioskop 21. Kelarisannya memicu produksi film sejenis marak hingga
sekarang. Disutradarai Jose Purnomo dan Rizal Mantovani, film ini diproduksi
Rexinema Multimedia Pratama, Avant Garde, dan PT Enam Sisi Karya.
ARISAN! (2003)
Film yang ingin menggambarkan kehidupan manusia berusia 30-an tahun di
Jakarta. Arisan menjadi ajang mereka berkumpul dan memperlihatkan kemapanan
hidup mereka. Di balik itu, anggota arisan mempunyai masalah-masalah pribadi
yang dicoba ditutupi.
Tiga sahabat lama, Sakti (Tora Sudiro), Meimei (Cut Mini Theo), dan Andien
(Aida Nurmala), masing-masing dikenal sebagai arsitek, designer interior,
dan ibu rumah tangga yang sibuk dalam kegiatan sosial kelas atas. Meimei
menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan perkawinanya adalah
dengan memberi suaminya seorang anak. Ia menelan pil subur setiap had.
Sakti, anak keluarga Batak terpandang, adalah seorang gay. Dia mengira bisa
mengubah dirinya dengan mengikuti terapi psikiater dan bisa menipu ibu dan
teman-temannya. Kehadiran Lita (Rachel Maryam), sepupunya, menambah tekanan
pikiran Sakti. Andin mengira dengan menjadi socialite yang selalu muncul di
majalah, bisa menjadi bahagia. Dia malah berselingkuh untuk membalas sakit
hati pada suami. Mereka semua selalu berkumpul dalam sebuah arisan. Di
tempat ini semua berusaha melupakan masalah mereka dan berpura-pura bahagia.
Tema yang diangkat film ini dianggap berbeda dengan tema-tema yang pernah
ada. Disutradarai Nia Dinata, film produksi Kalyana Shira Film dan
skenarionya ditulis Joko Anwar.
EIFFEL I'M IN LOVE (2003)
Tita (Shandy Aulia) tinggal dengan keluarganya yang harmonis. Pacarnya, Ergi
adalah orang yang penyabar dan penuh perhatian, dan teman-temannya sangat
baik. Yang ia keluhkan hanyalah ibunya yang sangat protektif. Semua itu
berubah secara drastis, sejak kamar tamu yang berada di sebelah kamar Tita
ditempati Adit (Samuel Rizal), anak dari seorang teman bapaknya. Sifat Adit
yang angkuh, judes dan cuek membuatTita sangat kesal. Apalagi wajahnya yang
ganteng menarik perhatian banyak orang. Mau tak mau Tita harus menerima
kenyataan bahwa orang tuanya menjodohkan mereka berdua. Semua itu bagai
mimpi buruk bagi Tita. Mimpi itu bertambah buruk ketika Tita menyadari
perasaanya pada Adit berubah 180 derajat saat Adit berpacaran dengan sahabat
Tita.
Film ini mengulang kesuksesan Nasry Cheppy sebagai sutradara film remaja.
Bahkan film ini disebut-sebut sebagai film Indonesia yang belum terkalahkan
dalam jumlah penonton. Diangkat dari novel berjudul sama karya novelis
belia, Rahmania Arunita, film ini diproduksi PT Soraya Intercine Film.
BURUAN CIUM GUE (2004)
Meski sudah dua tahun pacaran, tak sekalipun Ardi (Hengky Kurniawan) mencium
bibir kekasihnya, Desi (Masayu Anastasia), pelajar SMA dan penyiar radio.
Ardi tak mau mencium, karena tak mau menggangu hubungan cinta mereka dengan
hal-hal berbau hasrat fisik, apalagi Desi masih pelajar. Desi sendiri begitu
mendambakan ciuman Ardi, karena sebagian besar kawannya sudah berciuman
dengan pacar mereka.
Suatu hari di tengah siaran radio, Desi ditanya pendengar mengenai
pengalaman pertama berciuman dengan kekasihnya, Desi berbohong. Kebohongan
itu berlanjut, karena Desi mesti tampil di televisi dengan cerita coal
ciuman pertama. Andi marah besardengan kebohongan tersebut, apalagi
sebelumnya Desi berusaha mendapatkan ciuman Ardi.
Film yang merupakan perluasan dari sinetron ini sempat memicu kegemparan di
tengah masyarakat lantaran judulnya dianggap mengajak remaja melakukan
maksiat. Kegemparan tersebut berbuntut ditariknya film ini dari peredaran.
Raam Punjabi, bos Multivision Plus yang memproduksi film ini, mengedarkan
kembali film ini setelah judulnya direvisi menjadi Beri Aku Satu Kecupan.
GIE (2004)
Diangkat dari kisah kehidupan Soe Hok Gie (Jonathan Mulia, Nicholas Saputra)
aktivis dan penulis di tahun 1960-an. Kisah seorang yang selalu berada di
luar (atau melawan) arus zaman. Gie dikenal sebagai orang lurus, jujur, dan
tidak kenal kompromi. Kejujurannya ini seringkali tidak bisa diterima oleh
orang sekitarnya. Cintanya pada Indonesia dan dunia mahasiswa, membuatnya
selalu angkat bicara ketika ada yang dianggapnya akan merusak dua hal
tersebut. Ia sangat kecewa ketika melihat perjuanganya melawan tirani dan
rezim yang berkuasa saat itu, ternyata justru melahirkan rezim baru dan
menyebabkan pembantaian jutaan orang yang dituduh komunis, termasuk sahabat
masa kecilnya, Tjin Han (Christian Audi, Thomas Nawilis).
Waktu berlalu. Orang-orang mulai menyesuaikan diri dengan rezim baru, bahkan
melakukan korupsi. Dia menolak untuk diam, meski dia bisa masuk lingkaran
kekuasan dan militer. Idealismenya ini menyebabkan kawan-kawannya
meninggalkannya, perempuan yang dicintainya menolak dia. Hanya ada alam yang
jadi tempat di mana ia bisa merasa diterima dan dicintai apa adanya.
Mungkin film pertama Indonesia yang mengisahkan tokoh nyata yang tidak jatuh
menjadi sekadar puja puji, tapi berusaha menghadirkan sang tokoh dari segala
sisinya. Diproduksi Miles Production kerja sama Sinemart, film ini
disutradari Riri Riza.
VIRGIN (2004)
Film ini ingin memotret kehidupan remaja kota yang keblinger. Tiga sahabat,
Byan (Laudya Chintya Bella) Ketie (Argi) dan Stella (Ardina Rasti), adalah
korban dari keluarga berantakan. Bersenang-senag ke diskotik, dan mendapat
uang dari om-om dengan menjual keperawanan, menjadi hidup keseharian mereka.
Byan sebagai tokoh utama film ini tetap menjaga keperawanan. Byan tak bisa
mengikuti teman-temannya. Dia merasa ada peluang untuk mandiri, yaitu dengan
mendapatkan Marik (Mike Muliadro), artis. Dua sahabatnya membantu. Mereka
pinjam mobil mewah dari seorang mafia klub malam. Byan berhasil mendapatkan
Marik tapi mobil pinjaman hilang. Dan Byan harus menebusnya dengan tubuhnya
pada sang mafia. Byan menceritakan kisahnya melalui novel.
Garapan sutradara Hanny R. Saputra ini sempat membuat gempar. Kegemparan
tersebut berimbas pada makin larisnya film produksi PT Kharisma Starvision
tersebut merebut pasar.
BROWNIES (2004)
Mel (Marcella Zalianty), praktisi periklanan yang sukses, mendapati
pacaranya, Joe (Phillip JusufJauw) berselingkuh. Padahal mereka belum lama
bertunangan. Dan hubungan itu ditentang oleh sahabatnya, Didi (Almayana
Sabrenia). Reaksi Mel sesudah hancur perasaannya, adalah berbuat yang
sebaliknya. Berkencan dengan siapa saja. Didi yang cemas berusaha
menjodohkan Mel dengan Are (Bucek Deep), teman suaminya. Are, seorang
novelis yang membuka kafe kecil dengan kue brownies sebagai hidangan
utamanya. Mel tertarik.
Film yang mengantarkan pemeran utamanya, Marcella Zalianty, meraih predikat
aktris terbaik FFI 2005 ini diproduksi Sinemart, dengan sutradara Hanung
Bramantyo.
JANJI JONI (2005)
Film ini yang bercerita tentang pengantar rol film. Joni (Nicholas Saputra)
tukang pengantar rol film antar-bioskop yang berjanji tidak pernah terlambat
mengantar rol film sebagai bukti kecintaanya pada pekerjaan. Tapi suatu hari
ia tersandung kebetulan demi kebetulan yang menghambatnya di jalan. Apalagi
ia mendapat simpati gadis cantik, Angelique (Mariana Renata), seorang
penonton. Sepeda motornya dicuri, mau membantu gadis yang dirampok, ternyata
komplotan perampok, bahkan dikejar-kejar orang sekampung karena dituduh
maling dst. Akibatnya rol film yang harus diantar terlambat sampai. Penonton
marah-marah dan pulang, kecuali Angelique yang lalui berdua nonton rol
terakhir film yang seharusnya ditayangkan.
Film yang dikerjakan Joko Anwar ini selain mendapat sambutan meriah dari
masyarakat, juga sudah diputar di 22 festival film termasuk di Pusan, Tokyo,
New York, dan Seattle.
Diproduksi PT Kalyana Shira Film, Janji Joni disebut-sebut sebagai film
komedi paling segar sepanjang sepuluh tahun terakhir.
BERBAGI SUAMI (2006)
Alma (Jajang C Noer), Siti (Shanty), dan Ming (Dominique) adalah tiga
perempuan yang hidup dalam dunianya masing-masing. Mereka berasal dari kelas
sosial, ekonomi dan etnik yang berbeda. Tapi dengan latar belakang pribadi
dan karakter yang berbeda ini mengalami kondisi yang mirip. Tiga perempuan
itu harus menjalani kenyataan hidup berbagi suami.
Dengan latar belakang yang berbeda tersebut mereka membuka tabir tentang
kehidupan poligaminya. Perempuan-perempuan ini mengalami kondisi yang mirip
satu sama lain, tetapi dengan latar belakang pribadi dan karakteryang
berbeda.
Secara pribadi Salma, Siti dan Ming berbeda, dan mereka tak saling mengenal
satu sama lain. Namun, mereka terkadang berada di satu lokasi di dalam
Jakarta yang padat, tanpa menyadari bahwa mereka mengalami masalah kehidupan
yang hampir sama.
Diproduksi Kalyana Shira Film, penyutradaraan dan penulisan skenario film
ini dikerjakan Nia Dinata. Selain beroleh sambutan di pasar dalam negeri,
"Berbagi Suami" berjaya pula di sejumlah ajang festival film international.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar